Bontang Pos – Sebanyak tiga jenazah korban kecelakaan pesawat SAM Air diterbangkan ke Jakarta menggunakan maskapai Batik Air dari Bandara Djalaluddin, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, pada hari Senin. Jenazah yang diberangkatkan terdiri dari pilot, co-pilot, dan seorang teknisi pesawat, yang mengalami insiden tragis di wilayah Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo, Joko Harjani, mengungkapkan bahwa setelah tiba di Jakarta, jenazah-jenazah tersebut akan dibawa ke lokasi berbeda untuk diserahkan kepada keluarga masing-masing. “Pilot dan co-pilot akan dibawa ke Jakarta, sementara teknisi pesawat akan dilanjutkan perjalanannya dari Jakarta menuju Balikpapan. Sedangkan jenazah lainnya akan dikirim ke Tangerang,” jelas Joko. Penggunaan pesawat Batik Air untuk proses pemulangan jenazah ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan ketepatan waktu dalam pengantaran.
Sebelum keberangkatan jenazah, pihak bandara melaksanakan prosesi pelepasan yang dihadiri oleh Pejabat Gubernur Gorontalo, petugas Bandara Djalaluddin, keluarga korban, serta pihak dari SAM Air. Dalam kesempatan tersebut, juga turut hadir perwakilan dari Balai Karantina Kesehatan, TNI, dan Polri. Momen pelepasan ini menjadi kesempatan bagi keluarga dan rekan-rekan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada para korban yang telah meninggalkan mereka.
Joko Harjani menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pihak bandara dan keluarga korban selama proses ini. Ia mengatakan bahwa koordinasi dilakukan mulai dari proses evakuasi hingga pemindahan jenazah dari RS Bumi Panua ke RS Bhayangkara. “Kami terus menjalin komunikasi dengan keluarga korban untuk memastikan semua proses berjalan lancar,” tegasnya.
Kecelakaan yang terjadi pada Minggu, 20 Oktober, melibatkan pesawat SAM Air dengan nomor registrasi PK-SMH (DHC6) yang mengalami insiden di wilayah Marisa, Kabupaten Pohuwato. Pesawat tersebut dipiloti oleh M. Saefurubi A dengan kopilot M. Arthur V. G. serta seorang teknisi bernama Budijanto. Dalam insiden tersebut, selain awak pesawat, terdapat juga satu penumpang bernama Sri Meyke Male yang turut menjadi korban.
Kecelakaan pesawat ini menambah daftar panjang insiden penerbangan yang sering terjadi di Indonesia, yang dikenal dengan medan dan cuaca yang sulit. Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan mempercayakan proses investigasi kepada pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Proses pengantaran jenazah ke Jakarta adalah langkah awal dalam memberikan penghormatan kepada korban, dan diharapkan keluarga yang ditinggalkan bisa mendapatkan dukungan serta penguatan di masa sulit ini. Seluruh rangkaian peristiwa ini juga menunjukkan betapa pentingnya keselamatan dalam penerbangan dan perlunya evaluasi serta peningkatan standar keselamatan bagi maskapai penerbangan di Indonesia.
Sebagai penutup, kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk terus memperhatikan aspek keselamatan dalam penerbangan agar setiap perjalanan bisa berlangsung dengan aman dan nyaman, tanpa ada kejadian yang merugikan.