Bontang Pos – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi mengangkat Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama dalam Kabinet Merah Putih yang diumumkan di Istana Negara, Jakarta, pada Minggu malam. Nasaruddin menggantikan Yaqut Cholil Qoumas, yang masa jabatannya tidak diperpanjang.
Pengangkatan Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama terbilang mendadak. Ia mengungkapkan pengalaman mengejutkan ketika dipanggil oleh Presiden Prabowo untuk hadir di kediamannya di Kartanegara. “Saya benar-benar sangat surprise. Saya enggak menyangka dan saya kaget; saya enggak pernah membayangkan,” ucap Nasaruddin saat menceritakan pengalaman tersebut. Menariknya, sebelum pemanggilan itu, Nasaruddin mengaku tidak pernah berdiskusi tentang posisi menteri, baik dengan Prabowo maupun dengan orang-orang di sekitar Partai Gerindra.
Pemanggilan tersebut berlangsung pada Senin, 14 Oktober, sekitar pukul 18:00 WIB. Nasaruddin yang lahir di Ujung-Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959, merupakan seorang ulama dan akademisi yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang keagamaan dan pendidikan di Indonesia.
Nasaruddin menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Alauddin Makassar, dan kemudian melanjutkan studi S2 dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak hanya di dalam negeri, Nasaruddin juga memperdalam ilmunya di luar negeri, termasuk di McGill University, Kanada. Dia juga terdaftar sebagai salah satu mahasiswa dalam Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda, pada tahun 1994-1995.
Setelah meraih gelar doktoral, Nasaruddin telah menjabat sebagai sarjana tamu di beberapa universitas ternama, seperti Sophia University di Tokyo pada tahun 2001, SOAS University of London antara tahun 2001-2002, serta Georgetown University di Washington DC pada tahun 2003-2004. Pengalaman akademiknya yang luas, ditambah dengan wawasan keislaman yang mendalam, menjadikannya seorang pemikir progresif yang sering membahas isu-isu kontemporer, termasuk kesetaraan gender dalam Islam dan moderasi beragama. Ia telah menulis 12 buku yang membahas tema-tema tersebut.
Selain di dunia akademis, Nasaruddin Umar memiliki peran penting dalam politik dan pemerintahan. Sebelum diangkat sebagai Menteri Agama, ia menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, salah satu masjid terbesar dan terpenting di Indonesia. Pada periode 2011-2014, Nasaruddin juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama dalam Kabinet Indonesia Bersatu II di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan latar belakang yang kuat dalam akademis dan pengalaman di dunia politik, Nasaruddin diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan isu-isu keagamaan di Indonesia. Dia memiliki tantangan besar untuk menyatukan berbagai pandangan dalam masyarakat yang beragam serta mendorong dialog antaragama yang konstruktif. Keberhasilan Nasaruddin sebagai Menteri Agama akan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk beradaptasi dengan dinamika sosial yang terus berkembang dan memenuhi harapan masyarakat.