Bontang Pos – Kementerian BUMN menggelar Bazar UMKM berKRIYAsi di Sarinah, Jakarta, yang berlangsung dari tanggal 17 hingga 20 Oktober 2024. Acara ini merupakan bagian dari inisiatif nasional untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, sekaligus mendukung program “UMKM Naik Kelas” dan kampanye “Bangga Buatan Indonesia.” Tujuan dari bazar ini adalah untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas pelaku UMKM di seluruh negeri.
Bazar ini dihadiri oleh ratusan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia, yang memamerkan dan menjual produk inovatif mereka. Produk yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari dekorasi rumah hingga aksesoris khas daerah, semua menampilkan kreativitas dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Nusantara. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai platform untuk pameran dan penjualan, tetapi juga sebagai forum edukasi yang memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM dalam meningkatkan keterampilan bisnis mereka.
Dalam acara pembukaan, Loto Srinaita Ginting, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, menjelaskan bahwa Bazar UMKM berKRIYAsi adalah langkah nyata untuk membantu UMKM di Indonesia agar bisa lebih berkembang. “Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan transaksi belanja dari produk UMKM. Selain itu, ini juga bagian dari upaya untuk memperkuat gerakan ‘Bangga Buatan Indonesia’,” ungkap Loto dalam sambutannya pada hari Jumat, 18 Oktober.
Lebih dari 100 UMKM yang terlibat dalam bazar ini menunjukkan beragam produk dan inovasi dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka menampilkan produk lokal yang tidak hanya memiliki nilai seni tinggi, tetapi juga kualitas yang mampu bersaing baik di pasar domestik maupun internasional. Acara ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal produk lokal serta membantu pelaku UMKM dalam memperluas pasar mereka.
Bazar ini juga menunjukkan komitmen Kementerian BUMN dalam mendukung sektor UMKM, khususnya melalui pengadaan barang dan jasa. Selain memfokuskan pada pameran produk, acara ini juga mengadakan program edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing pelaku UMKM. Salah satu program utama adalah Workshop Kriyajinan, di mana peserta mendapatkan pelatihan tentang kreativitas dan inovasi produk.
Workshop ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM dalam menciptakan produk yang memiliki daya jual tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional. Loto juga menekankan pentingnya pembinaan berkelanjutan untuk UMKM. Dia menjelaskan bahwa berbagai program pembinaan yang dilakukan oleh BUMN, seperti Evaluasi Jasa dan Manajemen (EJSM), telah memberikan dampak positif dalam mempersiapkan UMKM untuk menerima pesanan besar dari berbagai unit bisnis BUMN.
Dalam konteks anggaran, Loto mencatat bahwa total belanja BUMN untuk produk UMKM mencapai Rp47 triliun pada tahun 2024. Meskipun jumlah ini masih sekitar 6 persen dari total anggaran BUMN, dia berharap proporsi ini dapat meningkat menjadi 10 persen. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa regulasi baru yang sedang disusun akan membuka peluang lebih luas bagi UMKM, terutama yang tidak memiliki afiliasi dengan BUMN, untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa secara lebih inklusif.
UMKM memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dengan mencakup 99,9 persen dari pelaku usaha. Peningkatan produktivitas UMKM diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika UMKM tumbuh, kesejahteraan masyarakat juga meningkat, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Bazar UMKM berKRIYAsi tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan transaksi, tetapi juga sebagai sinergi antara BUMN dan UMKM dalam membangun ekonomi yang lebih inklusif. Dukungan nyata dari BUMN melalui program pengadaan barang dan jasa serta komitmen untuk memberdayakan UMKM akan terus diperluas di masa mendatang. Setelah sukses di Jakarta, bazar ini akan dilanjutkan di Makassar pada tanggal 24-27 Oktober 2024, dan akan ditutup di Labuan Bajo pada bulan November. Para penyelenggara berharap bahwa acara ini dapat menjadi momentum penting dalam mendukung pengembangan UMKM di Indonesia serta memperkuat gerakan “Bangga Buatan Indonesia.”