Bontang Pos – Sekelompok duta besar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menandatangani dokumen “Komitmen Bersama” untuk mendukung Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan kekhawatiran mereka pada Kamis (17/10) mengenai tindakan Israel terhadap lembaga tersebut. Sekitar 123 duta besar, termasuk perwakilan tetap Turki untuk PBB, Ahmet Yildiz, berkumpul di depan Dewan Keamanan PBB untuk menyampaikan pernyataan bersama kepada media.
Dalam pernyataan tersebut, utusan PBB dari Yordania, Mahmoud Daifallah, menyatakan, “Kami secara kolektif menyatakan keprihatinan tentang tindakan Israel terhadap UNRWA, termasuk rancangan undang-undang di parlemen Israel yang dapat menghambat UNRWA dalam melanjutkan operasi penyelamatan jiwa di wilayah Palestina yang diduduki, terutama di Jalur Gaza, di mana situasi kemanusiaannya semakin memburuk dan kebutuhan warga sipil sangat besar.”
Daifallah menekankan peran penting UNRWA, yang dianggap sebagai tulang punggung bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Palestina. Ia menggambarkan badan tersebut sebagai “tak tergantikan dan sangat penting,” dan menyebut bahwa gangguan terhadap kegiatan UNRWA akan berakibat fatal bagi banyak orang yang bergantung pada bantuan tersebut.
Utusan PBB dari Kuwait, Tareq Al-Banai, memperingatkan tentang bahaya tindakan Israel terhadap UNRWA. Ia menegaskan, “Kami menekankan risiko kemanusiaan, politik, dan keamanan yang serius yang akan muncul dari gangguan atau penghentian pekerjaan pentingnya.” Al-Banai juga menyampaikan rasa terima kasih kepada staf UNRWA yang telah bekerja keras dalam kondisi yang sulit.
Riyad Mansour, utusan Palestina untuk PBB, juga menegaskan pentingnya UNRWA dengan menyatakan bahwa berkumpulnya 123 negara pada hari itu mengirimkan pesan yang kuat bahwa lembaga tersebut sangat diperlukan. “Kami akan membelanya. UNRWA akan melanjutkan mandatnya, yang didasarkan pada mandat di Majelis Umum,” ungkapnya sambil menyatakan rasa terima kasih kepada negara-negara anggota atas dukungan mereka kepada para pengungsi Palestina.
Mansour menggambarkan UNRWA sebagai salah satu kisah sukses terbaik PBB dan sistem multilateral. Namun, UNRWA mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya sejak Januari 2024, ketika Israel menuduh 12 dari ribuan pegawainya di Gaza terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Tuduhan ini menyebabkan setidaknya 16 negara, termasuk Amerika Serikat, menghentikan atau menangguhkan pendanaan untuk UNRWA, yang berdampak pada bantuan bagi penduduk Gaza yang kini terjerat dalam kelaparan.
Meskipun demikian, sebagian besar donor utama melanjutkan bantuan mereka setelah tinjauan independen terhadap UNRWA yang menunjukkan bahwa Israel tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya. UNRWA didirikan oleh Majelis Umum PBB lebih dari 70 tahun yang lalu untuk membantu warga Palestina yang dipaksa meninggalkan tanah mereka.
Di tengah situasi yang semakin memburuk, Israel juga meningkatkan kampanye pemboman besar-besaran di Lebanon, yang mereka klaim ditujukan untuk menyerang Hizbullah, mengakibatkan banyak korban jiwa dan pengungsi. Sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza, lebih dari 42.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah kehilangan nyawa. Invasi darat yang dilancarkan Israel ke Lebanon juga menjadi bagian dari eskalasi konflik ini.