
Bontang Pos – Amerika Serikat (AS) kembali menegaskan posisinya terkait situasi di Jalur Gaza pada Kamis (17/10), menyatakan bahwa “pada akhirnya,” mereka ingin melihat pasukan Israel sepenuhnya mundur dari wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, sebagai respons terhadap komentar pemimpin oposisi Israel, Benny Gantz, yang menyarankan bahwa militer Israel akan tetap beroperasi di Gaza dalam jangka waktu tahunan.
Matthew Miller menjelaskan bahwa meskipun AS memahami hak Israel untuk menghadapi ancaman terorisme, mereka tetap berpegang pada pendirian bahwa Israel harus menarik pasukannya dari Gaza. “Pada akhirnya kami ingin melihat Israel sepenuhnya mundur dari Gaza,” katanya saat ditanya oleh Anadolu tentang komentar Gantz.
Kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, oleh militer Israel pada hari yang sama menambah kompleksitas situasi. Gantz, yang juga merupakan ketua partai Persatuan Nasional dan mantan menteri Kabinet Perang, menyebut kematian Sinwar sebagai “pencapaian penting.” Namun, ia menekankan bahwa hal tersebut tidak menandai akhir dari konflik. Gantz mengungkapkan bahwa militer Israel “akan terus beroperasi di Jalur Gaza selama bertahun-tahun,” dan menekankan perlunya memanfaatkan momentum ini untuk membawa kembali para sandera serta menggantikan kekuasaan Hamas.
Miller juga merespons pertanyaan tentang sikap AS terhadap pendudukan kembali Gaza, yang sebelumnya disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam pidatonya di Tokyo. Ia menegaskan kembali bahwa AS tetap menentang pendudukan kembali wilayah tersebut. “Tentu saja,” ungkapnya.
Miller menekankan bahwa meskipun Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari ancaman teroris, AS ingin melihat akhir dari perang ini dan penghapusan ancaman teroris dari Gaza. Ia juga menekankan pentingnya jalur politik yang dapat mengarah pada pembentukan negara Palestina yang damai dan tidak bersifat bermusuhan terhadap Israel.
Lebih lanjut, Miller menegaskan bahwa situasi yang ada saat ini tidak diharapkan, dan tidak perlu bagi Angkatan Pertahanan Israel (IDF) untuk beroperasi dalam lingkungan seperti itu. Dengan demikian, AS berharap agar proses perdamaian dapat segera terwujud, yang pada gilirannya akan menguntungkan kedua belah pihak.