Bontang Pos – Pada Kamis, 17 Oktober 2024, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki. Mereka memperingatkan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel dapat membahayakan keselamatan warga Palestina, terutama di tengah musim panen zaitun yang sedang berlangsung. Peringatan ini disampaikan oleh Farhan Haq, juru bicara wakil PBB, dalam sebuah konferensi pers yang menyoroti laporan terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Haq menjelaskan bahwa OCHA telah mendokumentasikan setidaknya 32 insiden kekerasan yang melibatkan pemukim Israel sejak awal bulan Oktober. Akibat serangan tersebut, 39 warga Palestina yang sedang memanen zaitun mengalami luka-luka, dan sekitar 600 pohon serta bibit zaitun dirusak, ditebang, atau dicuri oleh pemukim. Situasi ini menunjukkan betapa rentannya kehidupan masyarakat Palestina yang bergantung pada hasil pertanian untuk mata pencaharian mereka.
Selain itu, Haq juga mengindikasikan bahwa OCHA tengah melakukan penilaian awal untuk mengidentifikasi kebutuhan individu yang terdampak oleh kekerasan tersebut. Penilaian ini bertujuan untuk merancang langkah-langkah dukungan kemanusiaan yang dapat diberikan oleh PBB dan mitranya kepada masyarakat yang terkena dampak.
PBB juga menyayangkan situasi yang semakin memburuk di Gaza utara. Menurut Haq, intensitas permusuhan yang terjadi, bersama dengan perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh Israel, telah menyebabkan hilangnya akses signifikan terhadap fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan yang vital. Di sejumlah wilayah seperti Jabalia dan Beit Lahya, produksi air dari sumur kota dilaporkan telah mencapai angka nol, meninggalkan masyarakat tanpa sumber air yang memadai.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan yang signifikan, PBB terus berupaya untuk memulihkan akses air bagi masyarakat di seluruh Gaza. Haq mencatat bahwa dalam satu minggu terakhir, mitra PBB telah melaporkan bahwa 638 meter kubik air telah didistribusikan setiap hari di Gaza utara melalui pengiriman air dengan truk. Namun, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan kondisi sebelum Oktober 2023, ketika permusuhan terbaru dimulai, di mana distribusi air mencapai 380.000 meter kubik setiap hari di seluruh wilayah Gaza.
Peringatan yang disampaikan oleh PBB menyoroti betapa pentingnya upaya untuk mengatasi kekerasan yang mengancam keselamatan warga sipil serta mengembalikan akses terhadap kebutuhan dasar, termasuk air bersih. PBB menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati hak asasi manusia dan mendorong dialog guna mengurangi ketegangan yang terus meningkat di wilayah tersebut. Dalam konteks ini, upaya pemulihan yang dilakukan PBB dan mitranya sangat dibutuhkan untuk mendukung masyarakat yang berada dalam situasi sulit akibat konflik yang berkepanjangan.